Wednesday, October 12, 2016

Antiprestin






+

Per di prezzo Satuan Terkecil: Rp 3.900,00 DOSIS: - Dosis permulaan 20 mg / hari diberikan pada Pagi hari, Jika Tidak ada perkembangan efek Terapi setelah beberapa Minggu, dosis dapat ditingkatkan menjadi & gt; 20 mg / hari yang terbagi Dalam 2 kali pemberian, Pagi dan mal di Hari. Dosis maksimum Tidak boleh melebihi 80 mg / Hari. - Pada pasien dengan kegagalan fungsi hati atau Hepar, dosis pengobatan diturunkan manjadi 10 mg / hari intervallo atau pengobatan diperpanjang. - Untuk pengobatan Dalam waktu yang Lebih panjang dosis yang Lebih rendah. Untuk penderita rawat Jalan dengan gangguan depresi sindaco dapat diberikan pengobatan 5-6 Minggu. - Pada keadaan overdosis Mual dan muntah Sering terjadi. KEMASAN: Box 3 blister @ 10 kapsul 10 mg sottoscrivi Monitor continua ad aggiornare le ultime dal Questo blog direttamente via e-mail! Adalah Suatu kondisi Medis-psikiatris dan Bukan sekedar Suatu keadaan Sedih. bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas Sosial sehari-harinya maka hal ITU disebut sebagai Suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi Adalah perasaan Sedih, rasa Lelah Yang berlebihan setelah aktivitas rutina yang biasa, hilang minat dan Semangat, beraktivitas Malas, dan gangguan pola Tidur. Gejalanya Tidak disebabkan Oleh kondisi Medis, efek samping obat, atau aktivitas kehidupan. Kondisi yang cukup Parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau perusakan Dalam keadaan Sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya. merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak Lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis Dalam sejumlah indikasi termasuk yang berikut ini: Untuk mengurangi perasaan gelisah, Panik, dan stres. Untuk mengurangi kejang / Serangan Dalam perawatan epilepsi. Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot. Untuk tekanan menurunkan Darah dan atau denyut jantung. Untuk umore meningkatkan dan atau meningkatkan kesupelan. trisiklik antidepresan (ATS) inibitore della monoamino oksidase (MAO) inibitore della ricaptazione della serotonina selektif (SSRI) Dan sekelompok antidepresan lain yang Tidak termasuk Tiga kelas Pertama. Indikasi klinis Utama untuk penggunaan antidepresan Adalah penyakit depresif sindaco. Obat ini Juga berguna Dalam pengobatan gangguan Panik, ansietas gangguan (CEMAS) lainnya dan enuresi pada Anak-Anak. Berbagai RISET terdahulu menunjukkan bahwa obat ini untuk berguna mengatasi gangguan defisit perhatian pada Anak-Anak dan bulimia serta narkolepsi. Anti deprasan seperti amitriptilin Juga memiliki efek contro kejang. Golongan ini pada digunakan pasien yang depresi dan Juga mengalami kecemasan, atau untuk penggunaan jangka Lama dimana dikhawatirkan Timbul ketergantungan bila menggunakan benzodiazepine. Inibitore MAO seperti meclobemid sangat pada berguna pasien depresi dengan fobia. Selektif inibitore della ricaptazione della serotonina (SSRI) seperti citaloram Bisa digunakan untuk Serangan panico. Obat antidepresan trisiklik Adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan sejak tahun 1950an. Dinamakan trisiklik Karena struktur molekulnya mengandung 3 atomo CinCin. Mekanisme Kerja ATS tampaknya mengatur penggunaan neurotrasmettitore serotonina norepinefrin dan pada otak. Manfaat Klinis dengan riwayat jantung yang dapat diterima dan Gambaran ECG Dalam Batas normale, terutama Bagi individu di ATAS USIA 40 tahun, ATS aman dan efektif Dalam pengobatan penyakit depresif akut dan jangka panjang. Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatan, perawat Harus mampu mengetahui efek samping Umum dari contro depresan dan mewaspadai efek toksik serta pengobatannya. Obat ini menyebabkan sedasi dan efek samping antikolinergik, seperti mulut kering, Kabur pandangan, konstipasi, urina retensi, hipotensi ortostatik, kebingungan sementara, takikardia, fotosensitivitas dan. Kebanyakan kondisi ini Adalah efek samping jangka Pendek dan biasa terjadi Serta dapat diminimalkan dengan menurunkan dosis obat. Efek samping toksik termasuk kebingungan, konsentrai Buruk, halusinasi, delirio, kejang, depresi pernafasan, takikardia, bradikardia, dan Koma. Contoh yang tergolong antidepresan trisiklik diantaranya Adalah amitriptilina obat-obatan. amoxapine. imipramina. lofepramine, iprindolo. protriptyline. Dan Trimipramine. Selektif inibitore della ricaptazione della serotonina (SSRI) Diduga SSRI Sinaps meningkatkan 5-HT di Celah, pada awalnya akan meningkatkan aktivitas autoreseptor yang justru menghambat pelepasan 5-HT sehingga kadarnya Turun dibanding sebelumnya. Tetapi pada pemberian Terus menerus autoreseptor akan mengalami desensitisasi sehingga hasilnya 5-HT Akan meningkat dicelah Sinaps di zona prosencefalo yang menimbulkan efek terapetik. Contoh obat-obat yang tergolong SSRI diantaranya Adalah fluoxetina, paroxetina, sertralina dan. inibitore della monoamino ossidasi (MAO inibitore) Dulu MAO Secara nonselektif mengeblok MAO A dan dan B isoenzym memiliki efek antidepresan yang mirip dengan antidepresan trisiklik. Namun, MAO Bukan obat Pertama Terapi antidepresan Karena pasien yang menerima Harus disertai dengan dieta rendah tiramin untuk mencegah Krisis hipertensi Karena MAO membawa resiko interaksi obat dengan obat rimasto. MAO Tidak bersifat spesifik dan akan menurunkan metabolisme barbiturici, analgesici oppioidi dan Alkohol. Meclobamid menghambat MAO A Secara selektif dan reversibile, relativa aman dengan efek samping Utama Pusing, insonnia, dan Mual. Contoh obat-obat MAO diantaranya fenelzina. Dan tranilcipromina. KOMPOSISI: TIAP tablet selaputmengandung Amitriptilin hidroklorida 25 mg CARA Kerja Obat: Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik Amitriptilin bekerja dengan menghambat pengambilan kembali neurotrasmettitore di otak. Amitriptilin mempunyai 2 GUGUS metil, termasuk Amin tersier sehingga Lebih resposif terhadap depresi akibat kekurangan serotonina. Senyawa ini Juga mempunyaiaktivitas sédatif dan antikolinergik yang cukup Kuat. Pada pemberian orale, Amitriptilin diaborpsi dengan Baik, kurang Lebih il 90% di proteine ​​plasmatiche berkaitan dengan dan tersebar Luas Dalam Jaringan dan susunan syraf Pusat. Métabolisme di hati berlngsung lambat dan waktu paruh 10,3-25,3 marmellata, kemudian diekskresi Bersama orino. INDIKASI: Amitriptilin digunakan pada keadaan ansietas dan depresi. DOSIS: Dosis Awal 3-4 compresse, kemudian ditingkatkan sampai 6 tablet Dalam dosis terbagi. Dosis dapat ditingkatkan bertahap setiap Minggu tergantung dari respon klinik penderita dan tidak meebihi 12 perhari tablet. Untuk pasien depresi di rumah Sakit, sehari 4 tablet Dalam dosis terbagi, kemudian ditingktkan sampai 12 tablet Dalam dosis terbagi. Untuk pasien Tua dan remaja di ATAS 16 tahun, sehari 1-2 tablet, kemudian ditingkatkan sampai sampai 4 tablet Sehati Dalam dosis terbagi. PERINGATAN & amp; PERHATIAN: - Penghentian pengobatan sebaiknya Secara bertahap - Sebaiknya Tidak menjalankan kendaraan atau mesin - Tidak dianjurkan untuk wanita Hamil dan menyusui, anak remaja di bawah 16 tahun - Hati-Hati Bila dihunakan pada penderita gangguan fungsi hati, hipertiroid, penderita glaukaoma sudut sempit EFEK SAMPING: Efek samping berupa rasa kering dimulut, sembelit, retensi orino, sedasi, leucopenia, nausea, hipotensi posturale, vertigini, tremori, rash cutaneo. KONTRA INDIKASI: - Jangan diberikan pada penderita skizofrenia - Penderita dengan riwayat aritmia, infark jantung, kelainan jantung bawaan - Penderita Yang Peka terhadap antidepresan trisiklik INTERAKSI Obat: - Senyawa ini berinteraksi dengan guanetidin dan klonidin - Amitriptilin dapat meningkatkan efek Simpatik Dari obat adrenergik CARA PENYIMPANAN: Simpan di Tempat Sejuk (15-25 derajat C) Dan kering KEMASAN & amp; NO REG. Kotak 10 striscia @ 10 tablet salut selaput, GKL 8920905817A1 Per di prezzo Satuan Terkecil. Rp 3.900,00 Harga Per Satuan Terkecil: Rp 0.00 DOSIS: - Dosis permulaan 20 mg / hari diberikan pada Pagi hari, Jika Tidak ada perkembangan efek Terapi setelah beberapa Minggu, dosis dapat ditingkatkan menjadi & gt; 20 mg / hari yang terbagi Dalam 2 kali pemberian, Pagi dan mal di Hari. Dosis maksimum Tidak boleh melebihi 80 mg / Hari. - Pada pasien dengan kegagalan fungsi hati atau Hepar, dosis pengobatan diturunkan manjadi 10 mg / hari intervallo atau pengobatan diperpanjang. - Untuk pengobatan Dalam waktu yang Lebih panjang dosis yang Lebih rendah. Untuk penderita rawat Jalan dengan gangguan depresi sindaco dapat diberikan pengobatan 5-6 Minggu. - Pada keadaan overdosis Mual dan muntah Sering terjadi. KEMASAN: Box 3 blister @ 10 kapsul 10 mg Per di prezzo Satuan Terkecil. Rp 6.050,00 Harga Per Satuan Terkecil: Rp 0.00 DOSIS: - Dosis permulaan 20 mg / hari diberikan pada Pagi hari, Jika Tidak ada perkembangan efek Terapi setelah beberapa Minggu, dosis dapat ditingkatkan menjadi & gt; 20 mg / hari yang terbagi Dalam 2 kali pemberian, Pagi dan mal di Hari. Dosis maksimum Tidak boleh melebihi 80 mg / Hari. - Pada pasien dengan kegagalan fungsi hati atau Hepar, dosis pengobatan diturunkan manjadi 10 mg / hari intervallo atau pengobatan diperpanjang. - Untuk pengobatan Dalam waktu yang Lebih panjang dosis yang Lebih rendah. Untuk penderita rawat Jalan dengan gangguan depresi sindaco dapat diberikan pengobatan 5-6 Minggu. - Pada keadaan overdosis Mual dan muntah Sering terjadi. KEMASAN: Box 3 blister @ 10 kapsul 20 mg Pengobatan Saat ini untuk gangguan CEMAS termasuk di dalamnya gangguan Panik (Psikosomatik) Adalah dengan menggunakan Antidepresan golongan SSRI (SSRI). Penggunaan obat CEMAS golongan benzodiazepin (yang SERING disalah artikan sebagai obat penenang) hanyalah digunakan Saat Awal Terapi (jika Perlu) dan digunakan Dalam jangka waktu yang singkat. Mengenal Antidepresan Dan Antianxietas (anticemas). Antidepresan: cara Kerja dengan memberikan efek pada sistem monoamin, serotonina dan norepinefrin. Namun Tidak semua antidepresan mempunyai efek kepada ketiga sistem otak tersebut. Beberapa contoh obat antidepresan: Paling Adalah terkenal amitriptilina 25 mg, obat antidepresan Yang Murah Meriah ini (harganya setablet Cuma 200-600 Perak) tersedia Dalam bentuk Generik. Masih dipakai terutama untuk pasien di Puskesmas, punya efek antinyeri yang baik sehingga Sering menjadi obat racikan untuk para dokter Saraf. Sayangnya menimbulkan efek ngantuk yang Luar biasa walaupun anjuran 3 kali sehari Namun biasanya Hanya Bisa dimakan Saat malam hari Saja. Efek ke Jantung yang kurang baik menyebabkan pemakaian obat ini untuk Terbatas dewasa muda dan hampir Tidak pernah diberikan pada lanjut USIA yang menderita kelainan jantung. Golongan Tertrasiklik Sejenis diatas dengan golongan, marca tekenal Adalah Ludiomil dengan Marca Generik Maproptiline (Tidak tersedia) Golongan MonoamineDikenal dengan Marca Dagang Aurorix isinya Generik MOCLOBLEMIDE. Obat yang termasuk Sudah Tua dan jarang dipakai Lagi Karena efek samping keracunan serotonina yang membahayakan. Obat Inilah yang di beberapa influenza obat Tidak boleh diberikan. Jadi kalau ada pasien bertanya apakah kalau makan obat antidepresan boleh makan obat influenza, jawabnya boleh Saja asal Jangan Makan obat ini. Merupakan golongan terbaru yang palizzata direkomendasikan Saat ini Karena toleransi yang baik dan efek samping yang minimo. Beberapa Jenis Dan Marca Dagang yang terkenal Adalah: Fluoxetina (Kalxetin, Prozac, Antiprestin, Lodep) Sertralina (Serlof, Zoloft, Antipres) Escitalopram (Cipralex) Paroxetina (Seroxat) - & gt; Sudah jarang digunakan di Indonesia Efek samping palizzata Sering Adalah Mual dan gangguan Perut Namun biasanya dengan dosis Awal yang kecil dan Naik perlahan Hal dinetralisir Bisa ini Golongan serotonina-Norepinefrin Merupakan golongan palizzata Baru, merknya Yang terkenal Adalah Cymbalta dan Effexor. Sudah Sedang Tidak tersedia di Indonesia untuk beberapa saat. Efek samping mirip dengan serotonina Namun terkadang tekanan Darah Tinggi Suka ditemukan Pasca pemakaian. Dikenal Masyarakat sebagai obat penenang, rupanya macam2 dan palizzata terkenal Adalah XANAX yang isinya Alprazolam. Golongan lain Adalah un. Alprazolam (Xanax, calmlet, zypraz DKK) ditujukan untuk pasien GGN panik dan tidak di Più. Namun krn efek ketergantungan fisiologis dan psikologisnya YG Tinggi, sejak beberapa tahun ini Sudah Tidak disarankan diberikan jika kondisi pasien Tidak Perlu sekali dan Masih Bisa ditangani Oleh obat golongan rimasto clobazam seperti (Frisium). Lagipula Terapi Lini Pertama untuk pasien panik Adalah Antidepresan b. Clobazam (Frisium) Obat ini tidak dikenal di Stati Uniti d'America. Lebih banyak diresepkan di JEpang dan Eropa. Cukup aman Namun efeknya Tidak secanggih alprazolam. Efek ngantuknya minima dan waktu kerjanya cukup panjang. Biasa diberikan Hanya pada Awal Terapi. c. Estazolam (Esilgan) Dikenal sebagai obat Tidur, biasa diresepkan Dalam bentuk sediaan 1 mg dan 2 mg Tidak Boleh digunakan berbarengan anticemas dengan Obat giaciuto. Efek sedasi Tinggi sehingga digolongkan ke Dalam Hipnotik sédatif. Untuk gangguan Tidur memang Yahud TAPI Lebih baik pake golongan yang Lebih Ringan dulu. Hang su Sering dialami Oleh pemakai obat ini, keracunan akibat pemakaian yang banyak menyebabkan efek sedasi yang berkepanjangan bahkan jika Sudah dibilas Lambung dan Sudah digunakan obat keluar kencing. d. Lorazepam (Tavor) Aman untuk Tua orang, Karena dikarenakan metabolit atau sisa metabolismenya di Dalam Darah Tidak Aktif Lagi, WKTU Kerja Pendek sehingga aman untuk orang dan Tua pasien2 yang mengalami gangguan Ginjal. Dosisnya beragam dari 0,5 mg 1 mg sampai 2 mg e. Diazepam (Valium, valisanbe) Obat anticemas klasik, impallidendo Murah dan banyak gunanya dari Anak Kecil (Bayi) digunakan sebagai obat yang dimasukkan ke dubur Dalam bentuk supositoria (Stesolid) untuk kejang demam sampai racikan untuk pasien dengan Nyeri. Efeknya selain sédatif juga pelemas otot. Waktu kerjanya panjang sehingga Sering appendere sopra ... Tidak disarankan digunakan lansia pada. lo stress Dan Faktor kelelahan fisik banyak diderita Masyarakat Saat ini, untuk ITU Jangan bebani pikiran dengan masalah yang Belum tentu masalah, biasakan untuk menerima pahit getir masalah hidup dan kehidupan dengan Lapang dada, tawakal dan berserah diri Dengan yang Maha Kuasa, yakinilah Tuhan Selalu memberi Rezeki yang Adil Buat hambanya, Yang Jelas Rezeki Bukan Hanya uang TAPI Hidup Sehat dan ketenangan Bathin Juga Adalah Anugerah yang Tidak ternilai. Sebagai motivasi Diri Lihat saja Lalat ditempah sampah, Walau Tempat Kotor Lalat Masih Juga Bisa mendapatkan rezekinya disitu, Lalat tetap Bisa Hidup Walau sampah Penuh Racun. dikutip dari beberapa Sumber. A. Masalah Dan Kejadian Efek Samping Obat Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, Oleh Karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat Juga merupakan Hasil interaksi yang kompleks Antara molekul obat dengan Tempat Kerja spesifik Dalam sistem biologik Tubuh. Kalau Suatu efek farmakologik terjadi Secara Ekstrim, inipun akan menimbulkan pengaruh Buruk terhadap sistem biologik Tubuh. Pengertian efek samping Dalam pembahasan ini Adalah setiap efek yang Tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien (reazioni avverse) Dari Suatu pengobatan. Efek samping Tidak mungkin dihindari / dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari Faktor-faktor risiko yang sebagian besar Sudah diketahui. Beberapa contoh efek samping misalnya: reaksi alergi akut Karena penisilin (reaksi imunologik), hipoglikemia Berat Karena insulina pemberian (efek farmakologik yang berlebihan), osteoporosi Karena pengobatan kortikosteroid Lama jangka (efek samping Karena penggunaan jangka Lama), hipertensi Karena penghentian pemberian klonidin (gejala penghentian obat - sindrome da astinenza), fokomelia pada Anak Karena ibunya menggunakan talidomid pada masa Awal kehamilan (efekteratogenik), sebagainya dan. Masalah efek samping obat Dalam klinik Tidak dapat dikesampingkan begitu saja Oleh Karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi, misalnya: Kegagalan pengobatan, Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit Baru Karena obat (malattia atau malattia iatrogena indotta da farmaci), Yang semula Tidak diderita Oleh pasien, Pembiayaan yang Harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan Terapi, memberatnya penyakit atau timbulnya penyakit Yang Baru Tadi (dampak Ekonomik). Efek psikologik terhadap penderita yang akan mempengaruhi keberhasilan Terapi Lebih lanjut misalnya menurunnya kepatuhan berobat, dll. B. Pembagian Efek Samping Obat Efek samping obat dapat dikelompokkan / diklasifikasi dengan berbagai cara, misalnya berdasarkan Ada / tidaknya hubungan dengan dosis, berdasarkan bentuk-bentuk manifestasi efek samping yang terjadi, DSB. Namun mungkin pembagian yang palizzata Praktis dan palizzata Mudah diingat Dalam melakukan pengobatan Adalah pembagian berikut: 1. Efek samping yang dapat diperkirakan a. Efek farmakologik yang berlebihan Terjadinya efek farmakologik Yang berlebihan (disebut Juga efek toksik) dapat disebabkan Karena dosis relatif yang Terlalu bagi besar pasien yang bersangkutan. Keadaan ini dapat terjadi Karena dosis yang diberikan memang Besar, atau Karena adanya perbedaan respons Kinetik atau Dinamik pada Kelompok-Kelompok tertentu, misalnya pada pasien dengan gangguan Faal Ginjal, gangguan Faal jantung, perubahan sirkulasi Darah, USIA, Genetik DSB. sehingga dosis yang diberikan Dalam takaran lazim, menjadi relatif terlalu besar pada pasien-pasien tertentu (Pemakaian obat pada Kelompok khusus: Anak, lanjut USIA, kehamila, dan Modul Farmakokinetika Klinik dan dasar-dasar pengaturan dosis obat Dalam Klinik). Selain ITU efek ini Juga Bisa terjadi Karena interaksi farmakokinetik maupun farmakodinamik antar obat yang bersamaan diberikan, sehingga efek obat menjadi Lebih Besar. samping Efek Jenis ini umumnya dijumpai pada pengobatan dengan depresansia susunan Saraf Pusat, obat-obat pemacu jantung, antihipertensi dan anca oglikemika / antidiabetika. Beberapa contoh spesifik dari Jenis efek samping misalnya ini: Depresi respirasi pada pasien-pasien bronkitis Berat yang menerima pengobatan dengan morfin atau benzodiazepin. Hipotensi yang terjadi ictus pada, infark miokard atau kegagalan Ginjal pada pasien yang menerima obat antihipertensi Dalam dosis terlalu Tinggi. Bradikardia pada pasien-pasien yang menerima digoksin Dalam dosis terlalu Tinggi. Palpitasi pada pasien asma Karena dosis teofilin yang terlalu Tinggi. Hipoglikemia Karena dosis antidiabetika terlalu Tinggi. Perdarahan yang terjadi pada pasien yang Sedang menerima pengobatan dengan warfarin, Karena Secara bersamaan Juga minio aspirina, dll. Semua pasien mempunyai risiko untuk mendapatkan efek samping Karena dosis yang terlalu Tinggi ini, dan upaya pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan perhatian khusus terhadap Kelompok-Kelompok pasien dengan Risiko Tinggi Tadi (penurunan fungsi Ginjal, penurunan fungsi Hepar, Bayi dan USIA lanjut). Selain ITU riwayat pasien Dalam pengobatan yang mengarah ke kejadian efek samping juga Perlu diperhatikan. b. Gejala penghentian obat Gejala penghentian obat (= obat gejala putus, sindrome di astinenza) Adalah munculnya kembali gejala penyakit semula atau reaksi pembalikan terhadap efek farmakologik obat, Karena penghentian pengobatan. Contoh yang banyak dijumpai misalnya: agitasi Ekstrim, takikardi, rasa bingung, delirio dan konvulsi yang mungkin terjadi pada penghentian pengobatan dengan depresansia susunan Saraf Pusat seperti barbiturici, benzodiazepin dan Alkohol, Krisis Addison akut yang Muncul Karena penghentian Terapi kortikosteroid, hipertensi Berat Dan gejala aktivitas simpatetik yang berlebihan Karena penghentian Terapi klonidin, gejala putus obat Karena narkotika, DSB. Reaksi putus obat terjadi ini, Karena Selama pengobatan Telah berlangsung adaptasi pada Tingkat reseptor. Adaptasi ini menyebabkan toleransi terhadap efek farmakologik obat, sehingga umumnya pasien memerlukan dosis yang makin Lama makin Besar (sebagai contoh berkurangnya respons penderita epilepsi terhadap fenobarbital / fenitoin, sehingga dosis Perlu diperbesar agar Serangan tetap terkontrol). Reaksi putus obat dapat dikurangi dengan cara menghentikan pengobatan Secara bertahap misalnya dengan penurunan dosis Secara berangsur-angsur, atau dengan menggantikan dengan obat sejenis yang mempunyai aksi Lebih panjang atau kurang poten, dengan gejala putus obat yang Lebih Ringan. c. samping Efek yang Tidak berupa efek farmakologik Utama samping Efek-efek yang Berbeda dari efek farmakologik utamanya, untuk sebagian besar obat umumnya Telah dapat diperkirakan berdasarkan penelitian-penelitian yang Telah dilakukan Secara sistematik sebelum obat Mulai digunakan untuk pasien. Efek-efek ini umumnya Dalam derajad Ringan Namun Angka kejadiannya Bisa cukup Tinggi. Sedangkan efek samping yang Lebih jarang dapat diperoleh Dari laporan-laporan setelah obat dipakai Dalam populasi yang Lebih Luas. Dati efek samping berbagai obat dapat ditemukan Dalam standard di Buku-Buku, umumnya lengkap dengan perkiraan Angka kejadiannya. Sebagai contoh misalnya: Iritasi Lambung yang menyebabkan pedih keluhan, Mual dan muntah pada obat-obat kortikosteroid orale, analgetika-antipiretika, teofilin, eritromisin, rifampisin, dll. Rasa ngantuk (sonnolenza) setelah pemakaian antihistaminika untuk contro mabok perjalanan (motionsickness). Kenaikan Enzim-transferasi Enzim hepar Karena pemberian rifampisin. Efek teratogenik obat-obat tertentu sehingga obat tersebut Tidak Boleh diberikan Hamil pada Wanita. Penghambatan agregasi trombosit Oleh aspirina, sehingga memperpanjang waktu pendarahan. Ototoksisitas Karena chinina / kinidin, DSB. 2. Efek samping yang dapat Tidak diperkirakan a. Reaksi alergi Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping yang Sering terjadi, dan terjadi akibat reaksi imunologik. Reaksi ini tidak dapat diperkirakan sebelumnya, seringkali sama sekali Tidak tergantung dosis, dan terjadi Hanya pada sebagian kecil dari populasi yang menggunakan Suatu obat. Reaksinya dapat bervariasi dari bentuk yang Ringan seperti reaksi kulit eritema sampai yang palizzata Berat berupa syok anafilaksi yang BISA fatale. Reaksi alergi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat khasnya, yaitu: gejalanya sama sekali Tidak sama dengan efek farmakologiknya, seringkali terdapat tenggang waktu Antara Kontak Pertama terhadap obat dengan timbulnya efek, reaksi dapat terjadi pada Kontak ulangan, walaupun Hanya dengan sejumlah sangat kecil obat, reaksi hilang bila obat dihentikan, keluhan / gejala yang dapat terjadi ditandai sebagai reaksi imunologik, misalnya rash (= Ruam) di kulit, malattia da siero, anafilaksis, asma, urtikaria, angioedema, dll. Dikenal 4 macam mekanisme terjadinya alergi, yakni: Tipe I. Reaksi anafilaksis: yaitu terjadinya interaksi Antara Antibodi IgE pada sel albero dan leukosit basofil dengan obat atau metabolit, menyebabkan pelepasan mediatore yang menyebabkan reaksi alergi, misalnya Histamin, chinina, triptamin 5 hidroksi, dll. Manifestasi efek samping Bisa berupa urtikaria, rinite, asma bronkial, angioedema dan syok anafilaktik. Syok anafilaktik ini merupakan efek samping yang paling ditakuti. Obat-obat yang SERING menyebabkan penisilin Adalah, streptomisin, anestetika lokal, Kontras multimediali yang mengandung jodium. Tipe II. Reaksi sitotoksik: yaitu interaksi Antara Antibodi IgG, IgM atau IgA Dalam sirkulasi dengan obat, kompleks membentuk yang akan menyebabkan Lisis sel, Contohnya Adalah trombositopenia Karena kuinidin / chinina, digitoksin, dan rifampisin, anemia hemolitik Karena penisilin pemberian, sefalosporin, rifampisin, kuinin dan kuinidin, dll. Tipe III. Reaksi IMUN-kompleks: yaitu interaksi Antara Antibodi IgG dengan antigene Dalam sirkulasi, kompleks kemudian Yang terbentuk melekat pada Jaringan dan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler. Manifestasinya berupa keluhan demam, artrite, pembesaran limfonodi, urtikaria, dan Ruam makulopapular. Reaksi ini dikenal dengan istilah "malattia da siero", Karena umumnya Muncul setelah penyuntikan dengan siero Asing (misalnya siero anti-tetano). Tipe IV. Reaksi supporti dengan sel: yaitu sensitisasi limposit T Oleh Kompleks antigene-aptene-proteina, Yang kemudian Baru menimbulkan reaksi setelah Kontak dengan Suatu antigene, menyebabkan reaksi inflamasi. Contohnya dermatite Adalah Kontak yang disebabkan salep anestetika lokal, salep Antihistamin, Antibiotik dan ANTIFUNGI topikal. Walaupun mekanisme efek samping dapat ditelusur dan dipelajari seperti diuraikan di ATAS, Namun Dalam praktek klinik manifestasi efek samping Karena alergi yang akan dihadapi Oleh dokter umumnya Akan meliputi: 1) Demam. Umumnya demam Dalam derajad yang Tidak terlalu Berat, dan akan hilang dengan sendirinya setelah penghentian obat beberapa Hari. 2) Ruam kulit (eruzioni cutanee). Ruam dapat berupa eritema, urtikaria, vasculite kutaneus, porpora, eritroderma dan dermatite eksfoliatif, fotosensitifitas, erupsi, dll. 3) Penyakit Jaringan ikat. Merupakan gejala lupus eritematosus sistemik, kadang-kadang sendi melibatkan, yang dapat terjadi pada pemberian hidralazin, prokainamid, terutama pada individu asetilator lambat. 4) Darah Gangguan sistem. Trombositopenia, neutropenia (atau agranulositosis), anemia hemolitika, dan anemia aplastika merupakan efek yang akan kemungkinan dijumpai, meskipun Angka kejadiannya mungkin relatif jarang. 5) Gangguan pernafasan: Asma Akan merupakan kondisi yang Sering dijumpai, terutama Karena aspirina. Pasien yang Telah diketahui sensitif terhadap aspirina kemungkinan besar Juga akan sensitif terhadap analgetika atau antiinflamasi lain. b. Reaksi Karena Faktor genetik Pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan Genetik, Suatu obat mungkin dapat memberikan efek farmakologik yang berlebihan. Efek obatnya sendiri dapat diperkirakan, Namun subjek Yang mempunyai kelainan genetik seperti ini yang mungkin Sulit dikenali Tanpa pemeriksaan spesifik (yang Juga Tidak mungkin dilakukan pada Pelayanan Kesehatan rutina). c. Reaksi idiosinkratik Istilah idiosinkratik digunakan untuk menunjukkan Suatu kejadian efek samping yang Tidak lazim, Tidak diharapkan atau Aneh, yang dapat Tidak diterangkan atau diperkirakan mengapa Bisa terjadi. Untungnya reaksi idiosinkratik ini relatif Sangat jarang terjadi. Beberapa contoh misalnya: bacino Kanker Ginjal yang dapat diakibatkan pemakaian analgetika Secara serampangan. Kanker utero yang dapat terjadi Karena pemakaian estrogeni jangka Lama Tanpa pemberian progesterone sama sekali. Obat-obat imunosupresi dapat memacu terjadinya tumore limfoid. Preparat-preparat Besi intramuskuler dapat menyebabkan sarkomata pada Tempat penyuntikan. Kanker tiroid yang dapat mungkin Timbul pada pasien-pasien yang pernah menjalani perawatan iodio radioaktif sebelumnya. C. Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Efek Samping Obat Faktor-faktor yang dapat mendorong terjadinya efek samping obat. Faktor-Faktor tersebut ternyata meliputi: 1. Faktor Bukan obat Faktor-faktor pendorong yang Tidak berasal dari obat Antara Adalah lain: a) Intrinsik Dari pasien, yakni Umur, Jenis kelamin, Genetik, kecenderungan untuk alergi, penyakit, sikap dan kebiasaan Hidup. b) Ekstrinsik di Luar pasien, yakni Dokter (pemberi obat) dan Lingkungan, misalnya pencemaran Oleh Antibiotika. 2. Faktor obat a) Intrinsik Dari obat, yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping. b) Pemilihan obat. c) Cara penggunaan obat. d) Interaksi Antar obat. E. Bagaimana Efek Samping Suatu Obat Ditemukan Dalam pengembangan Suatu obat, calon obat mengalami serangkaian uji / penelitian yang sistematis dan mendalam, untuk mendukung keamanan dan kemungkinan kemanfaatan kliniknya sebelum digunakan pada manusia. Dalam tahap praklinik ini, toksikologik penelitian-penelitian, farmakokinetik dan farmakodinamik Mutlak Harus dilakukan Secara mendalam, untuk menangkap setiap kemungkinan efek samping yang dapat terjadi. Bila efek samping terlalu Berat relatif terhadap manfaat yang diharapkan, Maka calon obat ini dibatalkan. samping Efek yang terdeteksi pada uji praklinik dan Dalam batas yang Masih Bisa ditolerir, merupakan pegangan pada waktu melakukan uji klinik. Namun pada waktu melakukan uji Klinik, Masih ada kemungkinan untuk menemukan efek samping rimasto, yang dapat Tidak terdeteksi pada uji sebelumnya, misalnya keluhan Mual, gangguan konsentrasi, dll mungkin Tidak akan Bisa terdeteksi dari Hewan percobaan. Dari penelitian-penelitian praklinik dan penelitian klinik tahap Awal, umumnya Akan terdeteksi Jenis-Jenis efek samping yang Angka kejadiannya cukup Tinggi. Identifikasi efek samping dari Suatu obat Tidak Akan pernah berhenti, walaupun obat Telah diijinkan dipakai pada pasien. Pemakaian Dalam pengobatan Harus Selalu diikuti dengan studi-studi maupun cara-cara tertentu untuk menjaring setiap kemungkinan kejadian efek samping. Cara-cara ini terutama digunakan untuk mencari efek samping yang jarang Namun Bisa fatale, yang dapat Hanya dideteksi dari populasi pemakai obat yang Lebih Besar. Berbagai cara / studi tersebut Antara Lain Adalah:  Penelitian Schieramento: Pengamatan dilakukan Secara Terus menerus terhadap sekelompok pasien yang Sedang pengobatan menjalani, untuk mengevaluasi efek samping yang mungkin terjadi setelah pemaparan terhadap obat. Laporan spontan terhadap kecurigaan terjadinya efek samping: Laporan ini dibuat Oleh dokter, apabila mereka menjumpai efek samping atau kemungkinan efek samping. Laporan dikirim ke Tim khusus yang menangani masalah efek samping (di Indonesia kepada Tim monitoraggio Efek Samping Obat - Departemen Kesehatan RI), yang akan mengumpulkan dan menganalisis laporan tersebut. Penelaahan terhadap Statistik vitale: Penelaahan dilakukan Oleh Ahli epidemiologica, untuk Melihat apakah dati ada yang ganjil pada pola epidemiologica penyakit. Penelitian 'caso-controllo': Merupakan penelitian retrospektif untuk mengetahui besarnya Faktor resiko paparan pemakaian obat dengan kejadian efek samping obat. Dalam penelitian ini individu-individu dengan efek samping tertentu yang diteliti, dan individu-individu Dari Kelompok Kontrol, dibandingkan Secara retrospektif riwayat penggunaan obat yang dicurigai. cara Masing-Masing mempunyai keunggulan dan kelemahan, Namun Hasil dari berbagai macam studi tersebut akan saling melengkapi Satu sama rimasto. F. Upaya Pencegahan dan Penanganan Efek Samping Saat ini sangat banyak pilihan obat yang tersedia untuk efek farmakologik yang sama. Masing-Masing obat mempunyai keunggulan dan kekurangan Masing-Masing, Baik dari Segi manfaat maupun kemungkinan efek sampingnya. Satu hal yang Perlu diperhatikan Adalah, Jangan terlalu terpaku pada obat Baru, di mana samping efek-efek yang jarang Namun kemungkinan fatale besar Belum ditemukan. Sangat bermanfaat untuk Selalu mengikuti evaluasi / penelaahan mengenai manfaat dan risiko obat, dari berbagai Pustaka serie maupun Dari pertemuan-pertemuan ilmiah. Selain ITU penguasaan terhadap efek samping yang palizzata SERING dijumpai atau palizzata dikenal dari Suatu obat akan sangat bermanfaat Dalam melakukan evaluasi pengobatan. 9. Upaya pencegahan Agar kejadian efek samping dapat ditekan Serendah mungkin, Selalu dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut: Tradurre II. III. VI.




No comments:

Post a Comment